
PATI, Link and Match dunia pendidikan, dunia usaha dan dunia industri (DUDI) harus disempurnakan, terstruktur, dan berkelanjutan agar menjadikan vokasi kuat yang menguatkan Indonesia. Namun, Link and Match tersebut jangan hanya selesai pada MoU. Prinsipnya, harus betul-betul dalam dan berkelanjutan serta menguntungkan seluruh pihak.
“Link and Match antara lain ditunjukkan dengan menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja dan menjawab kebutuhan skills dan kompetensi masa depan. Lalu, program magang atau praktik kerja industri minimal 1 semester yang dikelola bersama dengan sangat baik dan terkonsep. Didukung dengan dukungan dosen tamu atau praktisi yang mengajar di SMK dan kampus vokasi yang semakin intensif,” kata Direktur Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Dr. Wartanto dalam acara Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Safin Pati, Kamis siang (20/7/2023).
Dia menyampaikan bahwa sesuai arahan Mendikbud, pendidikan vokasi meliputi SMK, pendidikan tinggi vokasi, dan lembaga pelatihan keterampilan harus bersinergi erat dengan industri dan dunia kerja (link and match).
“Konsep ini sudah cukup lama dicetuskan dan diupayakan terwujud di Indonesia. Tidak sedikit SMK dan kampus vokasi yang sudah melakukannya atau mulai melakukannya dengan pihak industri,”jelas pria asli Pati itu.

Sementara itu, mantan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto, P.hD menyampaikan, dosen kampus vokasi harus memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri dan dunia kerja. Selanjutnya ada sertifikasi kompetensi yang diakui industri bagi lulusan SMK dan pendidikan tinggi vokasi saat memasuki dunia kerja. Industri juga harus berkomitmen dalam penyerapan lulusan pendidikan vokasi, dengan skema penghargaan dan skema karier yang baik.
Link and Match ini diharapkan dapat memberikan keuntungan semua pihak. Melalui konsep ini industri akan diuntungkan karena meningkatnya kualitas lulusan pendidikan vokasi yang jauh lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Sementara industri masuk ke sekolah dan kampus akan membuat siswa dan mahasiswa lebih cepat memahami dunia kerja.
“Jadi, mari kita semua, dunia pendidikan dan DUDI, bersama-sama “memasak” atau menciptakan SDM unggul tersebut,” katanya.
“Nah, tinggal Univeristas Safin Pati mau diarahkan seperti apa. Ingin sebagai perguruan tinggi yang fokus pada bidang akademik atau mau diarahkan ke vokasi,” tanya Wikan menambahkan.
Menurut Wikan, SDM pendidik dan pengelola vokasi harus melakukan pembenahan, penguatan, dan inovasi-inovasi yang sesuai dengan poin-poin link and match, serta adaptif mampu menerjemahkan tantangan dan karakter kompetensi masa depan. Tak hanya itu, intreprene vokasi harus mampu berkolaborasi dengan akademik dan profesi. Dengan begitu diharapkan bisa menghasilkan hasil riset terapan yang menghilirisasi riset-riset menjadi produk nyata, paten, dan dipublikasikan ke platform publikasi terapan.
“Last but not least, vokasi harus mampu menghasilkan entrepreneur-entrepreneur hebat yang akan menjadi pilar kehebatan bangsa,”pungkasnya.
Acara Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan itu dibuka langsung Rektor USP Dr. Murtono, M.Pd didampingi oleh wakil Rektor I Ir. Masruki Khabib, M.T. Kegiatan workshop itu diikuti oleh dosen dan civitas akademika Universitas Safin Pati. (Humas)