Perang mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan fisik, tetapi perang juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Konflik antara Israel dan Palestina sudah lama menjadi perhatian utama masyarakat Internasional. Perang Israel dan palestina merupakan konflik yang terjadi karena perebutan wilayah antara kedua belah pihak.
Israel telah berada dalam situasi konflik selama lebih dari empat dekade. Genjatan senjata yang berlangsung sengit antara kedua kubu sudah banyak memakan korban. Otoritas kesehatan gaza mengatakan sekitar 18.000 orang dipastikan tewas dan 49.500 orang lainnya terluka dalam serangan Israel ke Palestina.
Setelah palestina dibombardir oleh Israel, terdapat ancaman kematian yang sangat besar kepada warga masyarakat. Pemboman sebagian warga sipil dan serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan memperburuk penyakit yang sudah ada dan meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Perang juga dapat merusak infrastuktur yang dibangun untuk mendukung layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan tempat kesehatan yang lain.

Rumah sakit Indonesia yang ada di jalur Gaza telah diserang oleh tentara Israel, sehingga kondisi rumah sakit tampak mengenaskan. Tenaga kesehatan seperti perawat diintimidasi oleh tentara Israel dan diinterogasi keberadaan milisi Hamas. Dengan adanya pengrusakan di RS Indonesia, tenaga kesehatan harus menghadapi keterbatasan persediaan peralatan medis dan obat-obatan.
Penyakit yang banyak akibat dari perang adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti pilek, batuk, hingga sakit tenggorokan. Infeksi saluran pernapasan disebabkan karena menghirup gas beracun, debu akibat pengeboman dari aktivitas militer. Penyakit lain yang diakibatkan oleh perang adalah diare, penyakit ruam kulit, kudis serta cacar air. Kasus diare semakin melonjak karena kurangnya pasokan obat-obatan, akses air bersih yang kurang memadai, kebersihan makanan, infeksi virus, infeksi bakteri.
Perang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi perang juga dapat berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Pemboman yang terjadi pada daerah peperangan dapat mempengaruhi psikologis baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Salah satu gangguan psikologis adalah gangguan stress pasca trauma adalah gangguan depresi dan kecemasan dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). PTSD adalah suatu kondisi yang terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang ditandai dengan gejala seperti pikiran mengganggu, mimpi buruk dan kewaspadaan yang berlebih.
Krisis air bersih yang terjadi dikarenakan peperangan antara Israel dan Palestina mempunyai dampak yang buruk pada kesehatan masyarakat Palestina. kekurangan air bersih berdampak pula pada sulitnya masyarakat dalam memberikan makanan yang akan di konsumsi.
Perang mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan fisik, tetapi perang juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Konflik antara Israel dan Palestina sudah lanma menjadi perhatian utama masyarakat Internasional. Perang Israel dan palestina merupakan konflik yang terjadi karena perebutan wilayah antara kedua belah pihak.
Israel telah berada dalam situasi konflik selama lebih dari empat decade. Genjatan senjata yang berlangsung sengit antara kedua kubu sudah banyak memakan korban. Otoritas kesehatan gaza mengatakan sekitar 18.000 orang dipastikan tewas dan 49.500 orang lainnya terluka dalam serangan Israel ke Palestina.

Setelah palestina dibombardir oleh Israel, terdapat ancaman kematian yang sangat besar kepada warga masyarakat. Pemboman sebagian warga sipil dan serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan memperburuk penyakit yang sudah ada dan meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Perang juga dapat merusak infrastuktur yang dibangun untuk mendukung layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan tempat kesehatan yang lain.
Rumah sakit Indonesia yang ada di jalur Gaza telah diserang oleh tentara Israel, sehingga kondisi rumah sakit tampak mengenaskan. Tenaga kesehatan seperti perawat diintimidasi oleh tentara Israel dan diinterogasi keberadaan milisi Hamas. Dengan adanya pengrusakan di RS Indonesia, tenaga kesehatan harus menghadapi keterbatasan persediaan peralatan medis dan obat-obatan.
Penyakit yang banyak akibat dari perang adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti pilek, batuk, hingga sakit tenggorokan. Infeksi saluran pernapasan disebabkan karena menghirup gas beracun, debu akibat pengeboman dari aktivitas militer. Penyakit lain yang diakibatkan oleh perang adalah diare, penyakit ruam kulit, kudis serta cacar air. Kasus diare semakin melonjak karena kurangnya pasokan obat-obatan, akses air bersih yang kurang memadai, kebersihan makanan, infeksi virus, infeksi bakteri.
Perang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi perang juga dapat berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Pemboman yang terjadi pada daerah peperangan dapat mempengaruhi psikologis baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Salah satu gangguan psikologis adalah gangguan stress pasca trauma adalah gangguan depresi dan kecemasan dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). PTSD adalah suatu kondisi yang terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang ditandai dengan gejala seperti pikiran mengganggu, mimpi buruk dan kewaspadaan yang berlebih.
Krisis air bersih yang terjadi dikarenakan peperangan antara Israel dan Palestina mempunyai dampak yang buruk pada kesehatan masyarakat Palestina. kekurangan air bersih berdampak pula pada sulitnya masyarakat dalam memberikan makanan yang akan di konsumsi. Kekurangan air bersih dapat mengakibatkan dehidrasi, kolera, tifus dan disentri.